Written by Super User on . Hits: 520

FIKIR DAN TAFAKKUR

(Drs. H. Ahmad Fanani, M.H.)

Tuhan memberi bekal kepada manusia berupa akal sebagai modal dalam kehidupan. Potensi akal membuat hidup manusia berkembang dan semakin maju. Melalui anugerah akal manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Bahkan melalui penggunaan akal manusia bisa memilah mana yang menguntungkan dan mana yang memudharatkan. Menggunakan akal dalam kehidupan membawa keselamatan. Sebelum bertindak atau berucap lebih dahulu mempertimbangkan segala sesuatunya dengan cara berfikir.

Banyak manusia bisa sukses meraih prestasi dunia sebab berfikir. Merancang kehidupan yang lebih baik dan lebih baik lagi. Tidak dipungkiri tentunya, berbagai hasil karya manusia bermunculan sebab penggunaan akalnya. Sejarah membuktikan adanya perubahan zaman karena intelegensi manusia. Mulai zaman purba peralatan hidup serba tradisional sampai kepada zaman modern yang serba canggih. Terjadi perkembangan yang signifikan menunjukkan kehebatan manusia. Berbagai kendala dan masalah telah terpecahkan dengan kecerdasan akal.

Kondisi inilah yang membedakan kualitas manusia dengan makhluk lain. Kehidupan ayam zaman dulu dengan sekarang tentu tidak ada bedanya. Tetapi manusia dulu dengan manusia sekarang dari segi perkembangan duniawi jauh berbeda. Sarana dan prasarana telah mampu mereka wujudkan. Bermacam inovasi mereka munculkan. Peralatan berbentuk mesin dan berbasis teknologi mereka hasilkan. Tenaga menusia banyak berganti dengan tenaga mesin. Berbagai kemudahan mereka rasakan di semua lini kehidupan sebagai hasil olah pemikiran.

Apa yang disebut di atas merupakan bagian kecil dari cara berfikir. Orang bisa melakukannya sesuai kadar intelegensi masing-masing. Semakin kuat intelegensinya semakin besar hasilnya. Namun hasil yang diperoleh hanya sebatas lahiriah saja dan tujuannya juga sangat singkat sebatas ruang dan masa kehidupan duniawi. Apabila dunia berakhir atau dia sendiri yang meninggalkan dunia selesailah riwayatnya. Maka demi kesempurnaan hidup manusia, Islam sebagai agama luhur dan pemberi solusi telah mengajarkan kepada manusia selain “Fikir”, juga “Tafakkur”.

Tapakkur mengandung arti memikirkan, merenungkan, mengingat Allah melalui segala ciptaan-Nya yang tersebar di langit dan di bumi bahkan membayangkan apa yang ada dalam diri sendiri. Dalam konteks ini Ulama mengelompokkannya sebagai ibadah batiniyah dan termasuk ibadah utama. Disebut batiniyah karena tafakkur system kerjanya menggunakan hati. Tafakkur bermuara dari iman yang melahirkan kejernihan hati dan kearifan dalam berfikir. Hadits Nabi pernah mengungkapkan : “Tafakkuru sa’atin khairun min ibadati sittiina sanatan”, tafakkur sesaat itu lebih utama dibandingkan ibadah 60 tahun. Keutamaannya akan memunculkan semangat bekerja dan beramal.

Mayoritas Ulama menyebutkan, bahwa tafakkur terdiri atas lima bentuk. Pertama tafakkur terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah. Melalui cara ini akan menimbulkan yakin tidak ada keraguan dengan-Nya. Kedua tafakkur terhadap nikmat Allah menumbuhkan rasa cinta kepada-Nya. Ketiga tafakkur terhadap adanya janji-janji dari Allah membuat gemar beribadah. Keempat tafakkur terhadap adanya ancaman Allah menjadikan gentar untuk berbuat salah. Kelima tafakkur terhadap kecerobohan diri sendiri menimbulkan rasa malu.

Merenung terhadap kekuasaan Allah melalui fenomena alam semesta. Sebagai orang beriman meyakini keagungan Allah. Tanda-tanda keagungan itu terlihat di alam semesta. Betapa besar karya cipta-Nya tersebar di langit dan di bumi. Langit tinggi dan jauh dengan segala cakrawalanya. Matahari, bulan dan jutaan bintang serta aneka planet menghiasi ruang angkasa. Laut biru terbentang luas memiliki jutaan ikan dan mutiara. Bumi besar dengan segala isinya. Beragam pepohonan tumbuh dan berbuah di atasnya. Belum lagi isi perut bumi mengandung tambang berharga.

Pergantian siang dan malam serta perubahan musim pasti karena kekuasaan-Nya. Tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan-Nya. Aturan Ilahi begitu rapi menunjukkah diri-Nya sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta. Dia berkuasa menciptakan dan Dia pula berkuasa menghancurkan. Dia yang berkehendak menghidupkan dan Dia pula yang berkehendan mematikan. Semua makhluk berada dalam genggaman kekuasaan-Nya. Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antara keduanya. Dia-lah Allah Tuhan yang Maha Esa.

Allah SWT yang menciptakan langit dan bumi itu juga pemberi kenikmatan. Dia menganugerakan nikmat kepada manusia tanpa batas. Sejak manusia dalam kandungan ibunya sampai lahir ke dunia sudah mengecap kenikmatan. Mulai bangun tidur dan kemudian tidur lagi tidak pernah lepas dari nikmat Allah. Saking banyaknya nikmat Allah itu manusia tidak bisa lagi mengkalkulasikannya. Jika di dunia ini ada sosok seseorang suka memberi sedikit perhatian kepada orang lain, biasanya orang itu mendapat simpati. Betapa Allah pemberi nikmat begitu banyak yang nikamat-Nya tidak terbilang, wajar orang beriman mencintai-Nya melebihi segala-galanya.

Di dalam Al-Qur’an maupun dalam penjelasan Nabi Muhammad, Allah menjanjikan orang beriman akan mendapatkan kedudukan terhormat. Kebaikan berbalas kebaikan. Orang beriman yang mengerjakan kebaikan tidak pernah sia-sia. Selalu memperoleh balasan berupa pahala besar di sisi-Nya. Sekecil apapun perbuatan baik itu balasannya akan terlihat. Surga dengan segala kenikmatan hakiki tersedia bagi orang beriman dan beramal shaleh. Janji Allah pasti berlaku dan tidak akan meleset. Memikirkan hal ini menjadi motivasi yang memacu semangat kerja dan gairah beramal.

Sebaliknya patut menjadi renungan adanya ancaman Allah kepada manusia durjana. Mereka yang hanya pandai memanfaatkan nikmat tetapi lupa dengan pemberi nikmat. Orang-orang yang berdosa ancamannya neraka. Saatnya Allah menyiksa orang-orang yang enggan melaksanakan perintah dan doyan mendekati larangan. Sekecil apapun kesalahan tidak luput dari pantauan Allah. Tidak ada yang bisa mengelak dari pantauan itu karena semua anggota tubuh akan bersaksi. Manusia akan melihat hasil keburukannya. Melalui perenungan ini timbul perasaan takut berbuat dosa.

Dalam perjalanan hidup manusia telah dibimbing ke jalan yang benar. Namun karena godaan nafsu dan gencarnya setan merayu. Bisa jadi manusia lepas kendali dan tergelincir dari jalur kebenaran. Usia semakin tua tertapi sering mengabaikan perintah. Malas dan berat mengerjakan ibadah. Sementara maksiat begitu akrab dengan kehidupan. Hidup sangat jauh dari ketaatan dan dekat dengan kemaksiatan. Kapan lagi waktunya kembali kepada jalan yang benar. Padahal kehidupan pasti berakhir dengan kematian. Meresapi kondisi diri begitu malu di hadapan Tuhan hingga timbul kesadaran.

Berfikir dan bertafakkur untuk masa kini dan masa mendatang. Potensi akal selayaknya berpungsi meracang kehidupan terbaik. Hidup tidak hanya pada saat masih bisa menghembus dan menghela nafas saja. Terlalu pendek jika batas hidup hanya ukurannya sebatas masih bernafas di atas dunia. Masih ada babak kehidupan lain yang sangat panjang tiada akhir. Itulah akhirat sebagai ujung kehidupan atau akhir dari yang terakhir. Melalui cara berfikir dan bertafakkur manusia dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. “Ya Allah, anugerahkan kepada kami kebahagiaan dan keselamatan di dua tempat tersebut”. (AF23/09/2023BPP)

Hubungi Kami

Pengadilan Agama Balikpapan

Jalan Kol. H. Syarifuddin Yoes No.1
Kel. Sepinggan Baru
Kec. Balikpapan Selatan
Kota Balikpapan - 76114
Provinsi Kalimantan Timur
Telp: 0542 - 7219469
Fax: 0542 - 7219469
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

lokasi Peta Kantor

© Copyright : Tim IT Pengadilan Agama Balikpapan | 2023